Bilamana Esok Pagi Hujan Turun

Ini adalah prosa favorit saya saat kelas 2 SMP; menemukannya secara tidak sengaja di sebuah buku (yang saya lupa judulnya) di bagian Sastra. Saya masih gagal mengingat-ingat siapa penulisnya, Tapi, syukurnya sampai sekarang, nggak tahu kenapa masih saja bisa menghafal hampir seluruh isinya. Jadi sebelum saya jadi pelupa lagi, ada baiknya saya tuliskan dulu di sini. Semoga, seperti saya hingga kini, banyak yang terlarut menikmati. 🙂

Bilamana esok pagi hujan turun dan membasahi pepohonan mawar di pekarangan rumahmu; lupakanlah aku. Sebab kau tak akan pernah tahu bagaimana rantingnya patah, sementara durinya telah menusuk kakimu. Bahkan ketika kau ingin mengenangku, bahkan ketika kau ingin melupakanku, sekedar untuk mengingatkan betapa aku pernah sangat mencintaimu.